Sabtu, 18 Desember 2010

The Four Candles



The Four Candles


Saya mengawali tulisan ini dengan sebuah cerita ilustrasi. Ada empat buah lilin yang bernyala di dalam sebuah ruangan. Cahaya mereka terus terpancar, namun semakin lama, tubuh mereka meleleh. Terjadilah percakapan di antara mereka.

Lilin pertama berkata, aku adalah lilin KEDAMAIAN. Sepertinya aku tidak berguna lagi untuk menerangi dunia ini, karena DAMAI mulai pudar karena ketamakan, kekuasaan dan kekerasan. Nyala lilin KEDAMAIAN pun redup.

Lilin kedua menyatakan kegelisahannya. Aku adalah lilin CINTA. Aku juga tidak bisa bertahan lama menerangi hidup ini. Sepertinya cinta hanya sekedar pemanis kata-kata dan dianggap sepele oleh manusia. Cinta mulai pudar sekedar kiasan, redup dalam cahaya kebencian. Maka angin pun meniup api pada lilin CINTA dan mematikannya.

Lilin ketiga berkata pada lilin ke empat. Aku adalah lilin IMAN. Sepertinya, dulu cahayaku yang sangat terang, tetapi akhir-akhir ini, ganasnya dunia membuat iman manusia makin terkikis. Aku berusaha untuk tetap menerangi hati manusia, tetapi sepertinya iman tidak cukup kuat untuk menghadapi setiap persoalan-persoalan mereka. Cahaya imanku mulai diragukan. Tak berapa lama, cahaya lilin iman pun meredup.
Tiba-tiba seorang anak kecil membuka pintu dan mendapati cahaya lilin ke empat yang tetap bernyala. “Eh, kenapa cahaya ketiga lilin lainnya sudah padam? Aku masih membutuhkan kalian!”

Lalu lilin ke empat berkata, “Tidak usah takut, selama masih ada cahayaku, aku dapat menghidupkan lagi DAMAI, CINTA dan IMAN. Aku adalah lilin HARAPAN.” Lalu anak kecil itu mengambil lilin yang ke empat dan menghidupkan kembali cahaya ketiga lilin lainnya....



Note :

Harapanlah yang membuat orang untuk lebih baik lagi, dimasa sekarang
dan masa yang akan datang. Jadi jangan padamkan semangat dan
harapanmu untuk hidup yang lebih baik…





Tidak ada komentar:

Posting Komentar